BAB I

APA ITU CROSS CULTURAL UNDERSTANDING?

 

A.     Pre-Reading

B.     Pengertian Budaya dan Komunikasi Lintas Budaya

C.     Post-Reading

 

A.     Pre-Reading

1.      Bisakah Anda mendeskripsikan secara umum, apakah yang dimaksud dengan budaya?

2.      Apa saja hal-hal di sekitar Anda yang bisa dikategorikan sebagai bentuk/produk budaya?

3.      Apakah budaya hanya sekadar bentuk-bentuk seperti musik, seni, makanan, gaya berpakaian, dan karya tulis tertentu?

 

B.     Pengertian Budaya dan Komunikasi Lintas Budaya

Berbicara mengenai pemahaman lintas budaya (Cross Cultural Understanding) artinya bahwa kita juga harus berbicara mengenai pengertian budaya terlebih dahulu. Berdasarkan pendapat dari Levine (1992), pengertian budaya adalah: “a shared background (for example, national, ethnic, religious) from a common language and communication style, customs, beliefs, attitudes, and values”. Cultural studies senantiasa merupakan wacana yang membentang, yang merespons kondisi politik dan historis yang berubah dan selalu ditandai dengan perdebatan, ketidaksetujuan, dan intervensi. Misalnya di akhir 1970an dimana sentralitas kelas dalam cultural studies pertama kali dikacaukan oleh penegasan feminisme akan pentingnya kesetaraan gender.

Jadi budaya tidak hanya seputar musik, seni, makanan, gaya berpakaian, dan karya tulis tertentu. Budaya bisa jadi berupa sesuatu yang bersifat informal, abstrak, dan bagian dari interaksi, ekspresi, serta sudut pandang dari orang-orang yang berasal dari satu budaya yang sama. Dalam hal ini, budaya bisa sangat kompleks dan universal. Penjelasan lebih detil dapat dibaca di bab-bab selanjutnya dengan berbagai topik dan tema yang berbeda-beda.

 

Secara analogi, budaya bisa diumpamakan seperti sebuah gunung es dimana terdapat bagian yang tampak di permukaan laut dan ada bagian yang tersembunyi di bawah permukaan laut. Seperti halnya sebuah gunung es, hasil dari pengaruh luar terhadap budaya ini tidak dapat dilihat atau dengan kata lain tidak mudah untuk diinterpretasikan. Bagian-bagian budaya yang tersembunyi ini justru yang paling banyak berperan dalam menentukan sikap dan karakter seseorang dalam hubungan interaksinya dengan orang lain.

 

Hal-hal abstrak seperti cara berkomunikasi, cara berpikir, kepercayaan, sikap, karakter, nilai-nilai, dan sudut pandang seseorang merupakan contoh dari bagian tersembunyi dari sebuah gunung es tersebut. Kita tidak akan tahu karakter maupun cara berpikir seseorang hanya dengan melihat dari penampilan luarnya saja. Untuk menggali hal-hal abstrak tersebut, kita harus terlebih dahulu mengenal dan terus berinteraksi dengan orang tersebut. Sekalipun telah lama mengenal seseorang, bisa jadi kita tidak akan sepenuhnya tahu bagaimana karakter orang tersebut. Bisa jadi dalam hal-hal tertentu kita bisa dengan tepat menilai seseorang, namun dalam hal-hal lainnya mungkin kita bisa salah menilai. Karena sulitnya pengenalan inilah, maka hal-hal abstrak tersebut disebut layaknya bagian terdalam dari sebuah gunung es yang tidak terlihat di permukaan laut.

 

Sedangkan pengertian komunikasi lintas budaya adalah komunikasi (baik verbal maupun non-verbal) antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda; komunikasi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, sikap, dan perilaku; pengaruh budaya terhadap reaksi dan respon sekelompok orang terhadap sekelompok orang lain.

Apa yang disebut sesuai dalam sebuah budaya belum tentu sesuai di budaya yang lain. Bisa jadi apa yang disebut sesuai dalam sebuah budaya tersebut justru dianggap tidak sesuai dalam budaya yang lain. Misalnya, budaya cium pipi kiri dan kanan ketika bertemu seseorang (baik sejenis maupun lawan jenis) dianggap sesuai di Amerika dan sebagian besar negara Barat, namun budaya yang sama justru dianggap tidak sesuai di Indonesia, dan beberapa negara di kawasan Asia.

Setiap budaya pada dasarnya memiliki nilai-nilai dan sikap dimana para anggotanya menganggap bahwa nilai-nilai tersebut adalah sesuatu yang benar dan dapat diterima menurut mereka. Namun seringkali sikap dan perilaku seseorang mungkin tidak selalu merefleksikan nilai-nilai tersebut. Misalnya saja paham egalitarian merupakan nilai yang sangat kuat dalam masyarakat Amerika, namun kenyataan menjelaskan bahwa sikap dan perilaku banyak orang Amerika tidak sejalan dengan nilai egalitarian ini.

Mempelajari tentang budaya adalah sesuatu yang menyenangkan dan membuat ‘kaya’ (dalam arti kaya pengalaman). Semakin seseorang mempelajari tentang budaya lain, semakin banyak dan jelas orang tersebut mampu memahami


dan mengenal budayanya sendiri. Dengan belajar tentang sesuatu yang bertentangan dengan budaya mereka, mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana budaya mempengaruhi sikap dan perilaku individu    serta cara mereka berkomunikasi dengan orang lain.

 

Dalam mempelajari mengenai perbedaan budaya, tentu saja ada banyak hal yang harus menjadi bahan pertimbangan. Dan hal-hal tersebut tidak hanya seputar cara berpakaian, bahasa, makanan khas, dan hal-hal lain yang bisa dilihat; namun juga menyangkut hal-hal abstrak lainnya (cara berkomunikasi, kepercayaan, sikap, perilaku, karakter, nilai, cara pandang, dan cara berpikir) yang sangat sulit untuk diinterpretasikan. Bahkan ketika kita merasa sangat mengenal seseorang, bukan berarti kita benar-benar tahu mengenai bagian abstrak (yang tersembunyi) ini.

 

pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai budaya mereka sendiri. Berusahalah untuk menjadi netral dan tidak berpihak untuk mampu menuturkan kenyataan.

1.      Berdasarkan pendapat kalian, apa saja hal-hal yang menyebabkan masalah paling serius dalam komunikasi lintas budaya?

2.      Apa saja konflik-konflik budaya yang biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang heterogen?

3.      Dapatkah kalian berpikir bagaimana sebuah stereotip bisa berkembang menjadi prasangka atau bahkan kebencian? Jelaskan dengan contoh kasus!

4.      Apa saja hal-hal yang mungkin dilakukan oleh seseorang berdasarkan anggapan dari stereotip yang dipercaya oleh masyarakat.